Skip to main content

Hari Ini ...

Hari ini nonton Hitam Putih-nya Deddy Corbuzier dengan bintang tamu Yuki Anggraini Kato dan Oki Setiana Dewi. Yang satu, tinggal jauh dari papanya di Jepang yang pulangnya at least 3 bulan sekali, sementara mbak Oki, merantau di Jakarta (adiknya baru-baru ini nyusul) dan jauh dari kedua orang tuanya-plus ibunya yang lagi sakit. Somehow I feel connected with them :).

Hari ini dapetin quotes yang keren menurutku:
"Life is a tragedy when seen in close-up, but a comedy in long-shot."
(Charlie Chaplin) 

Juga cerita seorang ayah yang punya 2 anak perempuan berusia 4 dan 6 tahun, dan ia harus bilang sama anak-anaknya kalau mereka harus pindah rumah karena ayahnya udah nggak sanggup bayar sewa untuk rumah yang besar. Dan jawaban anak terkecilnya, 
"Yang pindah ayah aja?"
"Bukan, kita semua."
"Terus apa masalahnya?"
---

The most important thing in life is to be together with our family, in any condition. That's I agreed.

Comments

  1. Ini cuma perasaanku aja atau postingan ini supposed to be bersambung? hehe. Tapi bener ya. Kadang-kadang kita perlu belajar dari kepolosan seorang anak kecil. I surely agree with "the most important thing in life is to be together with our family in any condition." Too bad, I'm not there for my family yet! hehe. Btw..manaaaa foto ibu hamilll?????? :P

    ReplyDelete
  2. Subhanalloh sekali ya teh, jalan hidup mereka..
    Penuh misteri seperti jalan hidup kita

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dan Ku Bisa dengan Radarku Menemukanmu, LPDP

Sudah saya bilang sebelumnya kalau Pembibitan itu bukan awal dari perjalanan saya tapi ia adalah awal dari ketetapan hati saya untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Sebelumnya saya sudah memastikan bahwa saya akan bersekolah di dalam negeri saja, mengingat kondisi saya yang sudah “turun mesin”. Padahal sebelumnya lagi, sejak kecil saya menggebu-gebu ingin sekolah ke luar negeri, sampai saya mengoleksi lirik lagu bahasa Inggris (catat, bukan kaset atau CD-nya, melainkan catatan liriknya, haha), beraniin diri datang ke pameran sekolah Kanada di hotel bintang lima yang notabene di tahun itu masih langka dan yang hadirnya itu orang kaya semua, ikutan kursus bahasa Inggris yang murah bareng temen se-geng, nangis-nangis pengen kursus bahasa Inggris yang bonafid dan mahal tapi nggak diizinin Ibu Suri (tapi Alhamdulillah akhirnya dapat kesempatan ikut Pembibitan) dan sampai di awal kuliah: majang foto gedung departemen psikologi-nya Stanford University di wallpaper netbook (meski sampa...

Jadi Mahasiswa (Lagi)

Yang bikin saya bahagia dan rela jauh-jauh datang ke New Zealand bukan cuma karena ini adalah negara yang indah dan bisa memuaskan hasrat jalan-jalan para tourists, tapi lebih kepada kesempatan belajar yang saya beruntung banget bisa mendapatkan salah satunya. Ah, ribet banget introductionnya. Langsung aja ya ke cerita saya tentang pertama kali masuk kelas. Preparation Kalo ini saya jadi inget beberapa mata kuliah di UIN dulu (kayak Psikodiagnostika dan Psikologi Abnormal) yang sebelum masuk kelas itu otaknya harus udah ada isinya, kecuali kalo mau dibikin malu atau nggak dapet nilai tambahan. Di AucklandUni ini juga ada salah satu dosen dari empat courses yang saya ambil, yang udah posting bahan kuliahnya sejak 1 bulan sebelum mulai kuliah, oh wow. Belum apa-apa udah ngerasa overwhelmed aja. Tapi karena jalan ini yang sudah saya pilih, insyaAllah saya akan terus berusaha melanjutkan dan menikmatinya. Mata kuliah lain mulai menyusul memberikan silabus dan reading list-nya bebera...

Student Visa ke New Zealand

Hari pengumuman kelulusan PK kemarin juga merupakan hari dimana saya mendapatkan Unconditional LoA dari University of Auckland, sekaligus Letter of Guarantee (LG) dari LPDP. Sejak sebelumnya saya sudah gelisah karena khawatir proses pengajuan visa pelajar ke New Zealand akan memakan waktu lama, tapi saya percaya Alloh yang Menentukan waktu-waktu eksekusi kehidupan saya yang diamanahkan melalui pihak-pihak lain (seperti LPDP dan University of Auckland), karena saya sudah berikhtiar, tinggal pasrah dan menunggu eksekusi tersebut. Dan begitu semua ‘surat jalan’ tersebut datang di hari yang sama, keesokan harinya saya langsung mengajukan visa. Tapi sebenarnya masih belum mengajukan visa secara harfiah, karena ternyata setelah itu masih ada beberapa ‘insiden’, seperti LG asli harus disertakan di aplikasi visa (yang berarti saya harus ke LPDP dulu mengambil surat fisiknya), nama passport yang berbeda dengan nama KTP (sehingga saya harus mengajukan revisi nama di LG terlebih dahulu agar ...