Skip to main content

Student Visa ke New Zealand



Hari pengumuman kelulusan PK kemarin juga merupakan hari dimana saya mendapatkan Unconditional LoA dari University of Auckland, sekaligus Letter of Guarantee (LG) dari LPDP. Sejak sebelumnya saya sudah gelisah karena khawatir proses pengajuan visa pelajar ke New Zealand akan memakan waktu lama, tapi saya percaya Alloh yang Menentukan waktu-waktu eksekusi kehidupan saya yang diamanahkan melalui pihak-pihak lain (seperti LPDP dan University of Auckland), karena saya sudah berikhtiar, tinggal pasrah dan menunggu eksekusi tersebut. Dan begitu semua ‘surat jalan’ tersebut datang di hari yang sama, keesokan harinya saya langsung mengajukan visa. Tapi sebenarnya masih belum mengajukan visa secara harfiah, karena ternyata setelah itu masih ada beberapa ‘insiden’, seperti LG asli harus disertakan di aplikasi visa (yang berarti saya harus ke LPDP dulu mengambil surat fisiknya), nama passport yang berbeda dengan nama KTP (sehingga saya harus mengajukan revisi nama di LG terlebih dahulu agar tidak terjadi masalah di embassy nantinya), dan kesimpangsiuran persyaratan medical check up ke rumah sakit yang mewajibkan untuk membawa passport asli (sedangkan passport asli sudah saya setorkan ke IDP untuk diajukan ke VFS lalu embassy).

Setelah mengalami secara langsung proses pengajuan visa pelajar ke New Zealand, maka dapat saya simpulkan secara garis besar alurnya begini :

Membuat SKCK – membuat surat pengantar dari desa/kelurahan yang ditandatangani oleh pihak Desa, Kecamatan, Kepolisian Sektor (Polsek) dan untuk setiap instansi kita berikan fotokopinya; mendaftar ke Kepolisian Resort (Polres) dan melakukan cap sidik jari dengan melampirkan surat pengantar tadi; membuat SKCK di Kepolisian Daerah (Polda) dengan membawa surat pengantar dari Polres, pasfoto berwarna 4x6 (background merah) 3 lembar, surat pengantar dari sponsor/agen/PT (tapi ketika saya tidak melampirkannya tidak ditanya lagi, jadi mungkin tidak wajib), fotokopi KTP, KK, Akte Kelahiran, dan Passport.

Medical Check Up dan/atau Chest X-Ray (tergantung pengisian di Student Visa Form – INZ 1012) –  membawa Passport Asli, Pas Foto 4x6 (background putih) 3 lembar, dan formulir dari embassy (Medical Check Up – INZ 1007 dan/atau Chest X-Ray – INZ 1096).

Info tambahan mengenai beberapa rumah sakit yang ditunjuk oleh NZ embassy (per Juni 2014):
Medikaloka Health Center – membuat janji 1 hari sebelumnya, biaya Medical Check Up 2jutaan & X-Ray 325ribu, waktu pelayanan X-Ray dibuka mulai jam 10.00-14.00, persyaratan tidak harus passport asli (boleh scan/fotokopi berwarna).
RS Mitra Kemayoran – membuat janji 1 hari sebelumnya, biaya 1,6jutaan, waktu pelayanan untuk visa dibuka mulai jam 14.00-17.00, harus membawa passport asli.
RS Puri Medika – bisa langsung datang, biaya 700ribuan, waktu pelayanan jam 08.00-15.00, harus membawa passport asli.

Persyaratan selain SKCK dan Medical Check Up hampir sama dengan mendaftar ke universitas, ditambah passport asli dan fotokopi dokumen identitas pribadi seperti KTP, KK, dll.

Mengajukan permohonan aplikasi visa disertai persyaratan lengkap sesuai checklist yang ada di website New Zealand Embassy ke VFS Global (Pusat Permohonan Visa New Zealand/NZVAC), alternatif lain untuk mengirimkannya ke VFS adalah dengan dijemput oleh kurir atau melalui konsultan pendidikan seperti IDP dan lain-lain.

Menunggu (again). Semoga tidak jadi seperti The Changcuters, "Waiting is the boring thing, bikin gila bikin sinting, alah nggak penting." Nggak, dong. Karena ini menunggu hal yang penting. :-)

Comments

  1. wah..ternyata dijelasin di sini yaa..btw, ribet jg ya :(
    but,thank you mba' azizah..membantu sekali :D
    sukses buat studinya di New Zealand..proud of you! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe.. tapi kalo ke aussie kalo nggak salah nggak perlu SKCK mba..
      sama2 :)
      sukses juga buat mba di aussie.. proud of you too! :D

      Delete
  2. Halo..
    Salam kenal mba Nuraini Azizah.
    Perkenalkan nama saya Dany Perwita Sari. Saya baru saja menerima pengumuman lolos seleksi wawancara LPDP dan akan memulai berjuang mencari LoA di University of Auckland.
    Kalau boleh bisakah sy minta kontak email untuk bertukar informasi?
    Terima kasih.salam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo dan salam kenal juga mba Dany..
      Bisa ke technurlogy@gmail.com mba.
      Sukses!

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Download Komik

Saya pengunjung setia onemanga , tetapi saat ada kabar kalo web itu akan segera RIP karena ga boleh nampilin komik gratis. Saya segera kebingungan dan konsultasi ke Mbah Google . Saya mendapatkan web manga gratisan yang bisa mendownload lebih praktis, karena sekali download untuk 1 volume. Saya mewakili pecinta One Piece yang lain sangat berterima kasih. Saya bukannya mendukung gratisan, karena saat saya punya dokunya juga saya koleksi tuh komiknya. Tapi kalo kepepet dan penasaran saya ga bisa dibendung lagi, apamau dikata.. :-) Website yang baik hati ini yaitu Manga Traders . Tapi sebelumnya kita harus mendaftar dulu dengan klik disini . Hidup Komik dan Manga!!!

Dan Ku Bisa dengan Radarku Menemukanmu, LPDP

Sudah saya bilang sebelumnya kalau Pembibitan itu bukan awal dari perjalanan saya tapi ia adalah awal dari ketetapan hati saya untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Sebelumnya saya sudah memastikan bahwa saya akan bersekolah di dalam negeri saja, mengingat kondisi saya yang sudah “turun mesin”. Padahal sebelumnya lagi, sejak kecil saya menggebu-gebu ingin sekolah ke luar negeri, sampai saya mengoleksi lirik lagu bahasa Inggris (catat, bukan kaset atau CD-nya, melainkan catatan liriknya, haha), beraniin diri datang ke pameran sekolah Kanada di hotel bintang lima yang notabene di tahun itu masih langka dan yang hadirnya itu orang kaya semua, ikutan kursus bahasa Inggris yang murah bareng temen se-geng, nangis-nangis pengen kursus bahasa Inggris yang bonafid dan mahal tapi nggak diizinin Ibu Suri (tapi Alhamdulillah akhirnya dapat kesempatan ikut Pembibitan) dan sampai di awal kuliah: majang foto gedung departemen psikologi-nya Stanford University di wallpaper netbook (meski sampa

My Second Scientific Performance: 8th World Congress of Behavioural and Cognitive Therapies 2016

Sejak awal kuliah master di pertengahan 2014 lalu, saya udah mulai hunting conferences yang kira-kira bisa saya coba untuk daftar. Perburuan tersebut terus berlangsung sampai 2015. Salah satu ketentuan pembiayaan LPDP adalah at cost tapi tidak lebih dari Rp 15.000.000,- Saya berburu lebih kencang lagi karena kalau Eropa, US, dan negara lainnya, 15juta mungkin hanya cukup untuk tiket pesawat saja. Salah satu alternatif lokasi paling realistis adalah Australia, negara terdekat dari New Zealand. Mulailah saya fokus mencari events di negeri kangguru itu, dan menemukan informasi the 8th World Congress of Behavioural and Cognitive Therapies (WCBCT) yang akan diadakan di Melbourne. Event lain yang saya pertimbangkan adalah The 23rd Congress of the International Association for Cross-Cultural Psychology di Nagoya, Jepang. Tapi kongres tersebut akan dilaksanakan di tanggal yang melewati masa kontrak beasiswa saya dengan LPDP. Maka fokuslah saya terhadap WCBCT dan berdoa sekuat tenaga semoga All