Skip to main content

Lord of the Rings Tour: Hobbiton

Hobbiton adalah salah satu tempat yang dari sebelum saya datang ke New Zealand sudah masuk bucket list. Setelah hampir 2 tahun saya tinggal disini, Hobbiton-nya baru kesampaian sekarang. Kenapa? Karena saya nggak tega kalau harus jalan kesana sendirian atau cuma berdua sama suami, tanpa anak-anak dan mamak saya. Akhirnya alhamdulillah Allah kasih kesempatan mereka buat kesini dan bisa ke Hobbiton bareng-bareng.

Sekitar 2 minggu-1 bulan sebelum ke Hobbiton
Booking One Day Trip to Hobbiton via nakedbus.com. Trip-nya termasuk tiket PP Auckland-Matamata dan tiket masuk Hobbiton. Total 90-100 NZD per orang dengan rincian: tiket Hobbiton sekitar 70 NZD, plus tiket bis PP 20 NZD, Ini udah keitung murah kalo dibandingin sama tiket bis normal yang bisa 35 NZD sekali jalan.

Hari H
7.05 AM
Ketinggalan bis! Coba kalo bisnya yang telat, kita disuruh nungguin. Lah kalo kita yang telat? Licik ah (Abaikan, ini cuma pikiran picik nan bercanda). Emang kita terlalu santai sih, bangun dan siap-siap dengan santai. Tips: jangan telat, haha.
Buru-buru cek transportasi alternatif di Google Maps, dari Auckland to Matamata. Ketemulah dengan InterCity. Ditelepon dulu untuk cek seat availability-nya. Alhamdulillah ada. Langsung cus ke SkyTower tempat InterCity nangkring dan pesan tiket seharga 91 dollar untuk 2 dewasa (suami dan mamak), 1 pelajar (daku), 1 anak (Keke), dan 1 anak kecil (Firyal). Lumayan daripada jadi hangus semua kan ya?

8.00 AM
Berangkat naik InterCity yang ternyata lebih empuk kursinya daripada NakedBus, hehe. Cuma di InterCity ini nggak nemu colokan euy, tapi wifi-nya lebih lancar daripada NakedBus. Sebagaimana aturan di bis-bis NZ biasanya, di dalam bis InterCity ini nggak boleh ngerokok, minum alkohol (moal abdi mah Pak sopir insyaAllah), dan makan makanan haneut2. Jadi asumsi saya adalah kalau makanan dingin atau snack mah nggak apa-apa.

11.15 AM
Sampai di Matamata i-Site! Bangunannya lucu banget! Kita dikasih jadwal berangkat ke Hobbiton-nya jam 2 PM. Saya coba rayu petugasnya kira-kira bisa diganti ke jadwal yang lebih awal nggak, kan kita cangkeul kalo harus nunggu sampe 3 jam-an. Dan petugasnya jawab, "They give you 2 PM schedule for a reason, don't change that." Jleb ya masa mau maksa.
Matamata i-Site
Sambil nunggu jadwal keberangkatan yang masih 3 jam-an lagi, kita makan dan foto-foto di sekitar.
2:00 PM
Berangkat naik bis warna hijau tentara bertuliskan Hobbiton. Woohooo.
Sepanjang jalan, ibu supir cerita tentang gimana Matamata bisa jadi tempat shooting LotR, proses audisi dimana 7 warga Matamata terpilih buat jadi Hobbit tambahan di film, proses lobby ke keluarga Alexander yang bagian dari perkebunannya mau disulap jadi Hobbiton yang butuh waktu selama 6 bulan sampai akhirnya disetujui, dan seterusnya lupa lagi.
Bis Hobbiton Tour, warnanya hijau tentara ya.
Di the Shire Rest, kita menjemput tour guide kita. Dan ternyata, guide kita adalah Sam, temennya Frodo!
Haha tetot. Cuma kebetulan aja namanya sama. Dan ternyata kita beruntung, rombongan kita cuma 13 orang, 5 orang paket keluarga saya, ditambah 1 keluarga (1 ayah 1 ibu 2 anak), dan 4 dewasa lainnya (2 perempuan dan 2 laki-laki). Rombongan lain bisa sampai 20-an orang lebih. Jadinya kita bisa ngabisin waktu lebih lama buat foto-foto atau sekedar ketawa-ketawa di tiap tempat yang dijelasin sama Sam. Ini toh maksudnya mbak petugas yang bilang "for a reason" tuh. Alhamdulillah.
Hobbiton captured by suami.
Salah satu Hobbit holes.
Spoiler: di dalamnya nggak ada apa-apa, cuma ruang sempit biar kita muat pas masuk. Di filmnya, semua adegan di dalam Hobbit holes (e.g., interiornya rumah Bilbo) dilakukan di Weta Studio di Wellington.
Setelah jalan keliling rumah-rumah hobbits (Hobbit holes cenah mah), kita dijamu minuman di The Green Dragon, bebas mau pilih beer, gingerbeer, kopi, atau teh, sambil menghangatkan diri dekat perapian.

5:00 PM
Kembali ke Matamata i-Site, terima kasih Sam dan ibu Supir!
Sambil nunggu bis datang, kami nyemil Fries, Onion Rings, dan Garlic Bread-nya P*zza H*t.

6:30 PM
Bisnya telat. Tuh kan. -_-"

9:30 PM
Alhamdulillah sampai di rumah dengan selamat. Makasih ya Allah.
Pas sampai di rumah, aku jelasin ke mamah kalo Hobbiton itu dibikin khusus buat shooting film LotR dan The Hobbit. Dan beliau bilang, "Yaaah tadi pas di Hobbiton mamah padahal bisa lebih antusias lagi, kalo tau Hobbiton dibuat khusus buat film."
Gak papa mah, gak papa. :-)

Comments

  1. SIST!! Finally! Hihi. Envy sangaadh. But alhamdulillah banget yaa jadinya pergi sekeluarga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah saaay maacih :* dirimu juga soon insyaAllah :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dan Ku Bisa dengan Radarku Menemukanmu, LPDP

Sudah saya bilang sebelumnya kalau Pembibitan itu bukan awal dari perjalanan saya tapi ia adalah awal dari ketetapan hati saya untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Sebelumnya saya sudah memastikan bahwa saya akan bersekolah di dalam negeri saja, mengingat kondisi saya yang sudah “turun mesin”. Padahal sebelumnya lagi, sejak kecil saya menggebu-gebu ingin sekolah ke luar negeri, sampai saya mengoleksi lirik lagu bahasa Inggris (catat, bukan kaset atau CD-nya, melainkan catatan liriknya, haha), beraniin diri datang ke pameran sekolah Kanada di hotel bintang lima yang notabene di tahun itu masih langka dan yang hadirnya itu orang kaya semua, ikutan kursus bahasa Inggris yang murah bareng temen se-geng, nangis-nangis pengen kursus bahasa Inggris yang bonafid dan mahal tapi nggak diizinin Ibu Suri (tapi Alhamdulillah akhirnya dapat kesempatan ikut Pembibitan) dan sampai di awal kuliah: majang foto gedung departemen psikologi-nya Stanford University di wallpaper netbook (meski sampa...

Jadi Mahasiswa (Lagi)

Yang bikin saya bahagia dan rela jauh-jauh datang ke New Zealand bukan cuma karena ini adalah negara yang indah dan bisa memuaskan hasrat jalan-jalan para tourists, tapi lebih kepada kesempatan belajar yang saya beruntung banget bisa mendapatkan salah satunya. Ah, ribet banget introductionnya. Langsung aja ya ke cerita saya tentang pertama kali masuk kelas. Preparation Kalo ini saya jadi inget beberapa mata kuliah di UIN dulu (kayak Psikodiagnostika dan Psikologi Abnormal) yang sebelum masuk kelas itu otaknya harus udah ada isinya, kecuali kalo mau dibikin malu atau nggak dapet nilai tambahan. Di AucklandUni ini juga ada salah satu dosen dari empat courses yang saya ambil, yang udah posting bahan kuliahnya sejak 1 bulan sebelum mulai kuliah, oh wow. Belum apa-apa udah ngerasa overwhelmed aja. Tapi karena jalan ini yang sudah saya pilih, insyaAllah saya akan terus berusaha melanjutkan dan menikmatinya. Mata kuliah lain mulai menyusul memberikan silabus dan reading list-nya bebera...

Student Visa ke New Zealand

Hari pengumuman kelulusan PK kemarin juga merupakan hari dimana saya mendapatkan Unconditional LoA dari University of Auckland, sekaligus Letter of Guarantee (LG) dari LPDP. Sejak sebelumnya saya sudah gelisah karena khawatir proses pengajuan visa pelajar ke New Zealand akan memakan waktu lama, tapi saya percaya Alloh yang Menentukan waktu-waktu eksekusi kehidupan saya yang diamanahkan melalui pihak-pihak lain (seperti LPDP dan University of Auckland), karena saya sudah berikhtiar, tinggal pasrah dan menunggu eksekusi tersebut. Dan begitu semua ‘surat jalan’ tersebut datang di hari yang sama, keesokan harinya saya langsung mengajukan visa. Tapi sebenarnya masih belum mengajukan visa secara harfiah, karena ternyata setelah itu masih ada beberapa ‘insiden’, seperti LG asli harus disertakan di aplikasi visa (yang berarti saya harus ke LPDP dulu mengambil surat fisiknya), nama passport yang berbeda dengan nama KTP (sehingga saya harus mengajukan revisi nama di LG terlebih dahulu agar ...